Wednesday, 12 May 2010

Materi Ujian Pengamen Bu Harsiwi

Julian Cholse


Materi Ujian pengantar Manajemen sudah dapat di download, silahkan klik folder berikut

Bahan dalam Bentuk Power Point.






Judul:

Business Communication Essentials Jilid 1 ( Komunikasi Bisnis Jilid 1)


Pengarang :

Courtland Bovee (Author), John V. Thill (Author)

Terimakasih

Julian

terimakasih...

Jangan lupa coment2 yaaaaaaa

Bahasa Indonesia Pak Kunjana Pahardi

Julian Cholse

Materi Ujian Pak Kunjana tentang Karya Tulis Ilmiah tinggal 1 kelompok lagi yang belum mengumpulkan,




Berikut materi Ujiannya



Terbaru

Tuesday, 11 May 2010

ISO 9004 : Continual Improvement yang terlupakan?

Julian Cholse


Budaya Mutu Banyak sekarang, perguruan tinggi mengejar dan ingin menjadi “world class university”. Persyaratan menjadi “world class university” pun tidak sulit yang penting perguruan tinggi tersebut memiliki sertifikasi standar Internasional. Salah satunya, sertifikasi ISO 9001:2008. Untuk meraih sertifikasi ISO ini pun tidak sulit karena hanya membutuhkan 4-6 bulan saja, sertifikasi pun dapat diraih. Ada tiga tahap untuk mendapatkan sertifikat ISO (International Standard Organization) 9001:2000 yakni; pra sertifikasi, sertifikasi dan pasca sertifikasi. Prosesnya berawal dari mendaftarkan diri pada badan sertifikasi ISO 9001:2008. Badan Sertifikasi ISO akan melakukan audit (pra sertifikasi). Hasil audit ini digunakan untuk menentukan scope dan lingkup bidang yang akan disertifikasi. Selanjutnya, badan sertifikasi tersebut akan melakukan pendampingan untuk melakukan perbaikan dan melengkapi dokumen persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Perguruan Tinggi masih kurang atau belum ada.

Setelah semua dokumen mutu yang dipersyaratan oleh standar (klausul) ISO 9001: 2008 mencukupi maka tahap berikutnya diimplementasikan di lapangan. Selama tahap implementasi ini Perguruan Tinggi tersebut masih didampingi oleh badan sertifikasi tersebut. Pada tahap akhir kemudian dilakukan audit mutu oleh badan sertifikasi. Karena semuanya telah disiapkan dengan baik, maka ketika diaudit sudah sesuai dengan persyaratan untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Tak lama kemudian akan menerima Sertifikat ISO 9001:2008 dari badan sertifikasi ISO. Selesai. Perguruan Tinggi tersebut sekarang sudah dapat mensejajarkan dirinya dan mendeklarasikan bahwa dirinya sebagai “World Class University”. Sertifikasi ISO 9001:2008 ini berlaku 2-3 tahun dan akan diaudit kembali 6-12 bulan sekali setelah sertifi-kasi diperoleh sesuai dengan kesepakatannya dengan badan sertifikasi. Semudah itukah sebuah Perguruan Tinggi dalam hitungan bulan sudah men-jadi sebuah Perguruan Tinggi yang “World Class University”? Pada akhirnya banyak Rektor Perguruan Tinggi berlomba- lomba agar Perguruan Tingginya meraih predikat “The World Class University”. Sertifikasi ISO 9001:2008 dikejar mati- matian. Namun, di balik itu semua yang tidak pernah disadari se-sungguhnya adalah tidak berubahnya perilaku anggota organisasi itu sendiri. Karena sertifikasi ISO 9001:2008 akan kehilangan makna jika komitmen dari seluruh anggota organiasi terhadap manajemen mutu tidak terbangun dengan baik. Komitmen ini ditunjukkan oleh pimpinan tertinggi sampai anggota orga-nisasi di tingkat bawah di Perguruan Tinggi tersebut. Selain itu budaya yang berkembang di organisasi itu betul-betul mencerminkan budaya proses bukan budaya result, sesuai dengan filosofi ISO 9000 yang process oriented. Mampukah anggota organisasi perguruan tinggi berubah budayanya dari result oriented ke process oriented. Budaya result oriented akan mendorong manusia berupaya menghasilkan result yang instan dalam waktu relatif cepat dan kalau perlu menggunakan jalan pintas. Akibatnya, budaya normatif berkembang sumbur yang penting penampilan luarnya meyakinkan, sehingga terbentuk keberhasilan semu. Budaya yang diusung oleh ISO 9000, hakekat-nya adalah budaya proses. Dengan proses yang baik akan menghasilkan result yang baik pula, sehingga jejak rekam kegiatan itu tampak. Jika seka-rang belum dapat mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan tindakan evaluasi dan perencanaan yang baik agar proses yang dilakukan dapat menghasilkan hasil yang meningkat dari sebelumnya. Inilah yang dikenal dengan continual improvement. Bagaimana Perguruan Tinggi bisa melakukan continual improvement atau peningkatan perbaikan berkelanjutan terhadap organisasinya? Jawabnya gunakanlah ISO 9004:2000 yang merupakan panduan untuk perbaikan kinerja organisasi. Standar ini bukan digunakan untuk meraih sertifikasi ISO 9001:2008 tetapi merupakan standar untuk memperbaiki kinerja organisasi dari dalam dirinya sendiri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasi-kan standar ini, yaitu :1. ISO 9004 merupakan guidelines menuju kinerja sistem manajemen mutu yang sudah dikenal standardnya adalah ISO 9001 versi 2008. Dalam standard ini sudah dijelaskan bahwa ISO 9004 adalah pasangan konsisten yang didesign untuk saling melengkapi terhadap persyaratan ISO 9001:2008, namun dalam aplikasinya bisa juga digunakan secara independent. walaupun kedua standard international tersebut mempunyai scope yang berbeda, namun keduanya tetap mempunyai struktur yang serupa agar bisa membantu aplikasinya sebagai pasangan yang konsisten. 2. ISO 9004 memberikan penjelasan tentang sasaran sistem manajemen mutu yang rentangnya lebih luas dari pada persyaratan ISO 9001:2000, khususnya untuk “continual improvement” effisiensi dan kinerja perusahaan termasuk juga effectivitasnya. Bagi perusahaan atau top management yang ingin menerapkan sedikit lebih ketat dari persyaratan ISO 9001 guna memastikan terjadinya “ continual improvement” kinerja perusahaan, maka ISO 9004 adalah pilihan yang cocok untuk perusahaan tersebut. hanya saja ISO 9004 sampai saat ini tidak ada CERTIFICATE nya seperti ISO 9001, karena memang tujuannya bukan untuk certifikasi atau kontrak. 3. Perlu dicatat bahwa semua persyaratan ISO 9001:2000 sudah ada dalam ISO 9004 dan ditambah dengan penjelasan- penjelasan lain yang tujuannya memberi kemudahan dalam meraih kinerja manajemen mutu. 4. Dalam ISO 9004:2000 Untuk terjadinya “continual improvement” kinerja perusahaan, maka top management perlu menerapkan 8 prinsip management mutu sebagai berikut: Customer Focus Leadership Involvement of People Proses Approach System Approach to management Continual Improvement Factual Approach to Decision Mutual Benefiacial Supplier Relationships Di point empat inilah, budaya anggota organisasi mulai dibentuk, sehingga diharapkan akan memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam mendorong tercapainya implementasi sistem manajemen mutu yang betul- betul mengakar pada organisasinya.

Semoga memberi inspirasi dan motivasi para pembaca dalam memperoleh gambaran sesungguhnya bagaimana membangun dan mengembangkan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9000 di perguruan tinggi. Namun demikian, dalam implementasinya perlu disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sumberdaya yang ada di Perguruan Tinggi masing- masing.

Monday, 10 May 2010

Instant Messaging Meningkatkan Produktivitas Kerja?

Julian Cholse

Survei online yang dilakukan Microsoft Windows Live kepada 1.400 responden di Asia Tenggara menunjukan, 94 persen mengaku menggunakan Instant Messenger (IM) untuk melakukan komunikasi sosial, dan 54 persen di antaranya mengaku menggunakannya pada saat bekerja.

IM digunakan oleh mereka untuk berkomunikasi dengan kolega, bergosip, mengajak kencan, selingkuh, dan bahkan mengundurkan diri dari pekerjaan. Dari sejumlah responden yang menggunakan IM saat bekerja, 44,3 persen menghabiskan antara 10-30 persen waktu bekerjanya untuk online, sementara lebih dari 10 persen responden mengatakan bahwa mereka memanfaatkan lebih dari 80 persen waktu kerjanya untuk menggunakan Instant Messenger.

Ketika ditanya apakah hal tersebut membuat mereka tidak produktif di kantor, 59,4 persen dari mereka menjawab tidak. Penggunaan IM saat bekerja justru meningkatkan produktivitas mereka.

Lantas seberapa penting IM digunakan untuk komunikasi di kantor? lebih dari 37 persen mengatakan bahwa mereka menggunakan IM untuk berkomunikasi dengan kolega, 12,1 persen dengan klien, dan hampir 10 persen dengan pimpinan mereka.

Tidak hanya berfungsi sebagai sebagai alat komunikasi, 60,5 persen pengguna memanfaatkan IM untuk mengirim dokumen, yang menambah efisiensi kerja karyawan.

Source : Kompas.com

Sunday, 9 May 2010

Perusahaan Efektif Dan Karyawan Produktif!

Julian Cholse

”Produktivitas Tinggi Hanya Dapat Dihasilkan Oleh Organisasi Yang Efektif Dengan Dukungan Karyawan Yang Optimis Dan Profesional.” – Djajendra



Produktivitas adalah sebuah keharusan dalam bisnis. Jika para pekerja bisnis mampu menjadi lebih efektif sesuai dengan sasaran dan target kerja, maka kemungkinan besar mereka akan menjadi pekerja yang produktif di semua aspek kerja perusahaan. Dan hal ini bisa terwujud jika perusahaan menjalankan setiap fungsi dan peran organisasi dengan efektif.

Membuat karyawan menjadi produktif tidak hanya cukup melalui kepemimpinan yang efektif. Tetapi, diperlukan mind set secara keseluruhan di perusahaan untuk menjadi lebih produktif. Hal ini hanya bisa terwujud bila perusahaan menciptakan lingkungan kerja dalam keseimbangan yang harmonis yang diperkuat dengan nilai-nilai kerja dalam wujud tekad, komitmen, disiplin, antusias, etika, dan semangat yang tinggi untuk menjadi yang terbaik.

Produktivitas berarti memanfaatkan waktu yang dimiliki secara optimal untuk menghasilkan out put yang sebanyak mungkin dengan kualitas setinggi mungkin. Produktivitas berarti tidak pernah menunda-nunda pekerjaan dan cerdas berkomunikasi, berkoordinasi, berkolaborasi, dan bersinergi dengan semua pihak untuk menghasilkan out put berkualitas yang optimal. Produktivitas berarti bekerja secara efektif, kreatif, strategis, inovatif, dan tepat guna terhadap setiap tindakan untuk menghasilkan out put berkualitas terbaik.

Perusahaan yang efektif pasti akan menyiapkan sistem informasi, rencana, sumber daya, strategi, dan visi yang jelas untuk membantu para karyawan menjadi lebih produktif dalam melakukan pekerjaan sesuai target.

Jika perusahaan tidak menjelaskan atau menggambarkan semua rencana, tujuan, strategi, dan visi secara jelas dan terang; maka karyawan akan sering bingung untuk mengambil tindakan. Akibatnya, akan sering-sering terjadi penundaan kerja dan karyawan merasa tidak memiliki informasi yang jelas untuk menyelesaikan tugas sesuai waktu.

Perusahaan harus mendelegasikan semua target dan sasaran kerja dengan jelas dalam bahasa yang sederhana, lalu menciptakan kepastian dalam setiap rencana, dan memberikan informasi yang benar kepada karyawan.

Kembangkan sistem kerja yang mampu membantu karyawan untuk menjadi lebih produktif, untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab dengan cepat dan tepat waktu. Untuk itu, perusahaan harus membangun etos kerja yang diperkuat dengan panduan etika bisnis, code of conduct, sop, dan kebijakan lain yang sederhana dan mudah untuk dikerjakan. Termasuk, mengembangkan teknologi dan peralatan kerja yang bersifat tepat guna, yang mampu menyederhanakan dan mempermudah cara pencapaian target. Selain itu, perusahaan harus selalu memotivasi para karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka agar menjadi lebih berkualitas.

Source : DJAJENDRA

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Julian Cholse