Apa yang anda bayangkan jika anda menerima kabar bahwa orang tua anda akan datang menemui anda? Ya.. mungkin jawaban setiap orang akan berbeda, namun akan berbeda rasanya jika orang tua anda yang baru selesai operasi kangker hati datang menemui anda bukan??? Hati akan senang, gembira. Bagaimana mungkin tidak senang, seharusnya anak yang menemui orang tua yang sedang sakit, ini sebaliknya.
Namun, ada satu masalah yang terlalu “ribet” masalah birokrasi. Ya !!! jangan kaget masalah birokrasi,,, begini ceritanya teman..
Pada tanggal 8 dan 9 Oktober lalu saya mempunyai sebuah pelatihan (yang setelah saya selidiki kata teman-teman lain tidak terlalu gimana gitu) dari KACM UAJY, ya UAJY yang menjunjung tinggi nilai-nilai keatmajayaan Inklusif, Humanis, dan Berjiwa yang Unggul. Waktu itu saya berhalangan hadir karena orang tua saya datang mengunjungi saya ke Jogja, jujur hal tersebut merupakan suatu kado istimewa buat saya. Bagaimana tidak, mama saya yang baru operasi hati (75% hati diangkat beserta empedu) di Malaysia datang menemui saya kejogja.
Saat itu saya sempat menolak kedatangan orang tua saya agar datang pada hari senin atau selasa, namun karena papa saya bekerja, apa boleh buat.. akhirnya saya meng SMS Bu Suryanti dalam keadaan sedikit pasrah “Syalom, saya ingin memberitahukan bahwa saya tidak bisa mengikuti pelatihan karena orang tua saya datang. Yang menjadi pertanyaan saya apakah saya masih bisa menjadi asisten?” di jawab “ masih bisa”. Yaa saya memeang salah karena tidak menemui langsung. Harapan saya dengan jawaban itu saja sudah cukup… ya namun birokrasi, tidak cukup meminta ijin hanya kepada satu pihak karena pihak lain merasa tersinggung dan tidak dihargai. Bayangkan jika seorang karyawan meminta ijin untuk tidak masuk kerja, apakah dia harus minta ijin ke direktur, para manjer, teman kerja atau bahakan office boy??? Tidak kan??
Satu pertanyaan saya yang paling mendasar, jika saudara diposisi saya apa yang akan anda lakukan??? Jujur ketika saya menjadi seorang yang membuat kebijakan “alasan” menjadi suatu hal yang cukup penting. Mungkin anda akan menjawab “saya bisa menerima sebuah alasan kokk!!! Buktinya ada salah satu asisten yang tidak ikut pembekalan, namun di ijin dengan nama UAJY”. Pertanyaan saya cuma satu, apa anda sadar bahwa saya juga membawa Atma Jaya?, sebagai penanam nilai-nilai keatmajayaan di lingkungan UAJY harusnya anda bisa sadar akan hal itu. Harusya anda mengartikan secara lebih luas lagi makna dari Atma Jaya dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, ketika saya memilih orang tua (yang hidupnya hanya 1 tahun lagi) merupakan suatu keputusan yang didalamnya ada suatu unsur keatmajayaan, silahkan anda pikirkan dibagian mana hal itu, jika benar anda tidak tahu dimana letaknya tanyakan kepada saya.
Suatu etiket baik juga coba saya tunjukkan kepada anda pada tanggal 10 oktober 2011 saya mencoba mengkonfirmasi kembali untuk meminta materi yang disampaikan saat pembekalan. Namun?? Heheh ya mungkin sebaiknya tidak saya lakukan… mungkin anda tidak mengevaluasi performa saya saat saya mencoba menjelaskan nilai-nilai keatmajayaan saat inisiasi universitas 99% saya yakin saya menjelaskan dengan jelas walau saya tidak datang 1 kali dalam penjelasan awal (hal ini juga di ungkit kembali padahal performa saya memuasan dan teman-teman yang saya jelaskan meresa jelas, silahkan konfirmasi kemereka). Pada saat itu saya juga meminta bahan yang disampaikan. Artinya saya masih merasa hal itu sebagai sebuah tanggung jawab.
Yaa,, kecewa !!! sangat karena sebuah lembaga penanam keatmajayaan tidak mempertimbangkan keatmajayaan itu sendiri. Akhirnya saya disuruh secara terpaksa untuk mengundurkan diri,,, ya saya ulangi terpaksa!!!! Mau tidak mau, suka tidak suka harus saya lakukan, apalagi nama saya juga tidak terdaftar lagi.. kecewa, kecewa, kecewa…
Satu hal lagi skala prioritas itu penting!!! Bayangkan saudara jika orang tua saya tidak ada !!! mungkinkah saya di UAJY?? Kemudian anda bayangkan ketika saya tidak ikut pembekalan mungkinkah kalau saya mempelajari materi-materinya?? Toh satu orang tetap boleh jadi asisten ya memang alasanya karena ATMAJAYA…. Sekali lagi coba anda pikirkan dan renungkan apakah perbuatan saya tidak ATAMAJYA ???
Penulisan ini bukan sebagai ejekan, uluk-uluk, atau permohonan maaf saya agar saya dapat menjadi asisten, hanya sebuah koreksi dari diri saya, agar mendengar, memahami dan mengilhami nilai-nilai keatmajayaan dengan tidak sepotong-sepotong.
Terimakasih kesempatan yang telah diberikan untuk bisa menjadi bagian dalam inisisasi universitas (khususnya buat Ibu Suryanti) sehingga saya mempunyai kecintaan dan sedikil mengilhami nilai-nilai atmajaya.
Syalom
0 comments:
Post a Comment