Saturday, 17 December 2011

Cinta Beda Budaya!!!

Julian Cholse



Cinta Beda Budaya
Aku punya satu cerita yang menginspirasi, mau dengar? Aku tulis saja teman…
Satu cerita cinta menginspirasi dari kehidupan seorang teman. Mau tahu siapa dia? Aku rasa masalah nama kita bicarakan di belakang saja, jika kau iba hubungi aku teman, akan kuberi kabar kepadanya ada satu dua orang yang mau menerima cinta beda budaya.

Begini ceritanya……
Mulanya biasasaja (lagu meriam belina) hooooo…. Biasa saja pertama bertemu, tanpa ada bekas luka di dada, yaaa kau juga pasti sama belum bisa membekas kalau baru pertama, yaaa paling hanya lecet pada mata saja (terpesona pada pandangan pertama). Bertemu kedua mata mulai buta dan hati sedikit terluka (terkontaminasi cinta). Dari situ aku coba beranikan diri bertanya siapa namanya. Dia berkata dengan senyumannya “Dinda”. Itulah awal kami berkata sampai suatu ketika aku punya satu kesempatan untuk bertemu dengannya setiap detik dan waktu dalam kelompok yang sempurna.

Aku mencoba menahan untuk tidak berkata apa-apa kepadanya, karena kala itu dia sudah punya satu dihatinya.  Satu bulan belum terasa, dua bulan juga belum, sampai suatu ketika waktu berpihak, dia melepaskan yang dia punya dan aku punya masalah. “ Tuhan memang adil”, kucoba jalan langkah demi langkah untuk mencapai dia yang menurutku biasa saja namun sikapnya sungguh luar biasa. Padahal teman-temannya sering mengatakan dia lola, huuuu tapi namanya juga cinta mau dikata apa juga tetep aja sama. Heheheheh

Mula kedekatan sudah ada, hanya saja dia belum tau apa-apa. Aku coba dan mencoba, dan akhirnya aku bisa. Jalan berdua kami bersama walau kadang bersama teman semua, tapi tetep aja sama sebab mereka juga sama, dukung aku maksudnya.

Yaaa,,  aku ingat sekali ceritanya ketika aku berdua bersama dia.  Aku tak sengaja bertanya karena rasa penasaranku juga. “Din, mungkinkah jika ada seorang beda budaya menghampirimu dan kau menerimanya?” dia hanya senyum dan ketawa “bukan masalah aku mau menerimanya atau tidak, tapi beda budaya dalam pandangan budaya ku akan tak sejalan dengan budaya dalam keluarga dan dihina”. Sontak aku seperti terjatuh kedalam jurang dan terbenam “untung aku seperti bercanda, jadi tak ada kata curiga dalam dirinya”.

Aku berpamit pulang dan dalam jalanku hanya ada satu, dua, tiga kata “beda budaya tak terima karena keluarga, beda budaya tak terima karena papa, beda budaya tak terima karena mama, beda budaya tak terima karena apa???”. Kalau kau tau teman mimpiku juga sama malah lebih parah, begini ceritanya. Kala senja mataku yang berkaca-kaca kucoba untuk terpejam, ya walau sedikit sulit kurasa. Namun, lama-lama aku tertidur juga dan baru dua jam tertidur aku bermimpi menikahinya. Wauuu hebat pikirku akhirnya aku bisa menakhlukan si beda budaya. “Mulai dari sekarang keluarga, papa, mama tak akan menganggap kamu keluarga dan akan dicoret dari keluarga, hiduplah kamu bersamanya tanpa ada hubungan dengan kami semua, igat itu”. Aku terbangun “akhh acara pernikahanku gagal, huuu”. Aku tak bisa tidur hanya merenungi kebodohanku tadi dan memikirkan mimpiku barusan.

Sampai sekarang aku masih berharap kepadanya, walau beda budaya asal hati kami sama, masalahnya hati kami sama tapi jiwa dia menolak dan berpura-pura. Kesal-kesal dan seribu kesal. Aku hanya berdoa, semoga dia dapatkan yang baik, berguna dan satu budaya, aku semoga mendapat satu budaya dan tak akan mencoba berperang dengan budaya dia dan siapapun yang menganggap beda budaya adalah karma dan hina.

Itulah cinta yang sirna karena beda budaya…. Apa kau mengalami hal yang sama??

By : Julian Cholse (satu cerita menginspirasi dari seorang sahabatku “cinta beda budaya”)


Cerita ini hanya karangan dan fiktif belaka yang di ambil dari kisah nyata, apabila ada kesamaan peristiwa maupun nama dan tempat, maka itu hanya kebetulan semata dan tidak direkayasa. T.T


0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Julian Cholse